Dear Musik, Ajari Saya Terbang..

Music gives wings to the soul
and teaches it to fly…
~Anonym

Sejak kecil saya berharap bisa bermain musik. Tapi, skill itu ternyata tidak hinggap pada saya meskipun saya mencoba untuk les piano dan belajar gitar. Ibu saya bermain gitar, ayah saya tidak pandai menyanyi, tapi kedua adik saya pandai menghafal lagu dan bernyanyi. Kemungkinan besar saya mewarisi genetik ayah saya yang tidak bisa bermusik dan tidak pandai menyanyi. Seringkali saya bernyanyi di depan adik2, tapi mereka selalu protes, ” Ci, mending kamu ga usah nyanyi, liriknya salah terus”, canda mereka. Sejujurnya, mereka serius.

Hasrat bermusik saya salurkan pada alat musik tamborin dan menari. Semasa smp hingga kuliah, saya aktif sebagai pemain tamborin di gereja. Tapi tetap saja saya tidak pernah bersentuhan dengan not balok dan kunci, hanya irama nada.

Februari 2011, saya bertunangan dengan calon suami saya. Ia sangat menyukai musik. Piano adalah alat musik yang mahir dimainkannya. Meski sudah bisa, ia berniat untuk kursus piano, mimpi yang diidamkannya sejak lama. Setelah lulus kuliah dan pindah ke Bandung, ia akhirnya punya waktu luang untuk mewujudkan mimpi tersebut. Secara tidak sengaja ia menawarkan saya untuk belajar Biola. Alat musik yang sangat asing dan tak terjangkau oleh saya yang sama sekali buta tentang musik. Entah kenapa saya tidak menolak. Bahkan sangat terdorong oleh kata-katanya. “Belajar aja, ga mahir juga gak papa, belajar musik gak pernah sia-sia”, ucapnya.

Setiap kali les biola, saya merasa pikiran yang rumit menjadi lebih tertata rapi. Ada suatu gairah baru yang terlepaskan dari dalam diri. Rasa tidak PeDe yang bercokol di dada perlahan terkikis.  Saya jadi #BeraniLebih mengeksplor diri, bahwa ternyata saya bisa.  Suami saya bahkan melemparkan sebuah ide yang sama sekali tak pernah saya bayangkan. Bagaimana jika saat acara pernikahan kami digelar, kami berdua berduet musik, ia memainkan piano dan saya biola. Saya berteriak menolak. Ya, kami sepakat menikah di bulan Februari tahun berikutnya. Artinya ada waktu sekitar 8 bulan untuk berlatih. Kalau saya mau. Guess what? Saya dan suami berlatih selama waktu tersebut untuk acara pernikahan kami.

Partitur Biola My Valentine dan Biola pertama saya ♥

Partitur Biola My Valentine dan Biola pertama saya ♥

Perform pertama saya dan suami, memainkan "My Valentine" ; 11 Februari 2012

Perform pertama saya dan suami, memainkan “My Valentine” ; 11 Februari 2012

♥ Photo credits to LindaLee ♥

♥ Photo credits to LindaLee ♥

Tak lama setelah mendengar kami duet musik di pernikahan kami sendiri, tempat kursus kami menawarkan recital perform di salah satu mall bersama dengan anak2 binaan mereka. Yes, anak2 dan hanya kami yang sudah tua begini tapi masih ikut kursus. See..untuk mengalahkan rasa tidak percaya diri, kita perlu #BeraniLebih malu dari sebelumnya. 😀

Recital Perform kami di depan umum untuk yang kedua kali. Tepat 2 minggu setelah pernikahan, 25 Februari 2012

Recital Perform kami di depan umum untuk yang kedua kali. Tepat 2 minggu setelah pernikahan, 25 Februari 2012

Sampai disini, perjalanan musik saya belum berakhir. Sempat vakum setahun lebih karena melahirkan dan mengurus anak, saya sempat berada di dalam kubangan gelap rasa tidak percaya diri lagi. Tapi rasa itu saya tepis. Saat ini saya sedang menyiapkan ABRSM Pertama untuk memperoleh sertifikat. Saat malam tiba dan saya merasa tidak mampu, saya memutuskan untuk #BeraniLebih bertekad lagi belajar musik. Saya ingin musik memberi jiwa saya sayap untuk terbang lebih tinggi.

Facebook : Cynthia Melviana
Twitter : @shinemelv
Instagram : @cyn_cyn88

18123_864009523660278_9114123598583818047_n

2 thoughts on “Dear Musik, Ajari Saya Terbang..

Leave a comment